memasang tali yang benar pada busur. Cara memasang tali yang benar penting sekali, yaitu agar
busur tidak patah dan nocking point berada pada posisi yang benar. Ada dua metode/cara
memasang tali pada busur:
1. Metode dorong tarik (push pull)
Metode ini dipakai pada busur yang lurus dan melengkung. Tali dipasang secara tepat
di dalam notch dari sisi busur sebelah bawah yang dibiarkan tenang. Tangan yang satu
menarik bagian tengah busur keluar, sedangkan tangan yang lain mendorong untuk memaksa
sisi busur kearah bawah. Ketika lengkungan diperoleh, jari harus menyumbat ujung tali dalam
penakik busur atas (notch). Tali yang sudah dipasang harus diperiksa yaitu dalam keadaan
lurus dengan busur (Barrett J. A, 1990: 46). Pemanah harus hati-hati dalam menggunakan
metoda ini, karena jika saat mendorong tidak hati-hati tangan bisa tergelincir, akibatnya busur
bisa terbang ke depan dan dapat memukul wajah. Seorang pemanah pemula, jika mempunyai
suatu tarikan busur yang berat dan atau sangat panjang, maka akan mengalami kesulitan untuk
menggunakan metoda ini (C.John, W, 1976: 47).
2. Metode tindak langkah (step-through)
Menempatkan sayap bawah di depan salah satu kaki dan tali busur berada diantara
langkah kaki lain. Pemanah menarik sayap bagian atas maju di atas paha dan masukkan tali
sampai takik pada ujung sayap. Kelemahan dari metoda ini adalah pemanah cenderung sering
menarik sayap bagian atas ke arah badan menjadi suatu garis lurus dengan tali busur dan busur
melengkung secara alami. Hasilnya tekanan yang tidak seimbang dapat dengan mudah
membengkokan sayap. Bagi para pemanah pemula sering menggunakan metode ini, karena
lebih mudah dalam memasukan tali busur dan tingkat keamanannya lebih baik daripada cara 1
(C.John, W, 1976: 49).
3. Posisi setengah tarikan (set up)
Posisi badan releks dengan setengah tarikan. Pada saat posisi ini, pemanah sangat
penting untuk merasakan agar posisi badan tetap tegak/center. Pemanah dalam menarik tali
menggunakan tiga jari, yaitu: jari telunjuk di atas ekor anak panah, jari tengah dan jari manis
berada di bawah ekor anak panah. Jarak antara jari telunjuk dan jari tengah kurang lebih satu
sentimeter. Pada waktu set up buat satu garis lurus antara bow arm dengan draw arm (Lee
dkk, 2000).
4. Menarik tali (drawing).
Tehnik dengan gerakan menarik tali sampai menyentuh bagian dagu, bibir, dan hidung
(Achmad Damiri, 1990: 21). Pemanah dalam menarik tali dengan irama yang sama, agar
posisi badan selalu seimbang. Kemudian pada waktu menarik jangan dibantu dengan badan,
tetapi gunakan otot-otot belakang bahu untuk menarik. Posisi yang benar adalah tali yang
mendekati dagu atau kepala, sebaliknya jangan kepala pemanah yang mendekati tali.
5. Penjangkaran (anchoring).
Teknik dengan gerakan menjangkarkan tangan penarik pada bagian dagu. Pada waktu
anchoring, pernafasan harus dikontrol dengan baik dan konsentrasi tetap. Setelah anchoring,
tekanan ke depan dari tarikan ke belakang terus kontinyu jangan sampai kendur/rileks (Lee
dkk, 2000). Posisi anchoring ada 2 yaitu: penjangkaran yang tinggi dan penjangkaran yang
rendah. Penjangkaran tinggi, dengan ujung jari telunjuk di sudut mulut sehingga ujung jari/
ujung tangan bertumpu sepanjang bagian bawah tulang pipi. Penempatan jari depan di sudut
mulut membantu mengatur anak panah di bawah pandangan mata. Penjangkaran rendah, jari
depan bertumpu langsung di bawah tulang rahang sehingga tali berada di garis tengah wajah.
Tali menyentuh ujung hidung dan di tengah-tengah dagu. Pemanah banyak mengerutkan bibir
dan mencium tali. Pemanah pemula biasanya menggunakan cara penjangkaran yang tinggi
(Barrett J. A, 1990: 52-53).
6. Menahan sikap memanah (holding).
Pemanah menahan sikap memanah beberapa saat sebelum anak panah dilepaskan
(Achmad Damiri, 1990: 23). Pada posisi holding, untuk tekanan ke depan dan tarikan
kebelakang tetap kontinyu. Pemanah dalam posisi holding, jangan dibantu badan untuk
menahan beban tarikan busur, tetapi yang dilakukan adalah otot-otot lengan penahan busur
dan lengan penarik tali harus berkontraksi, agar sikap memanah tidak berubah/tetap
merupakan satu garis lurus (Lee dkk, 2000)
7. Membidik (aiming).
Suatu gerakan mengarahkan visir pada titik sasaran dan pemanah dalam memegang
grip serileks mungkin. Bagi seorang pemanah pemula tehnik membidik sering berubah-ubah,
hal ini disebabkan karena waktu membidik kadang terlalu cepat dan kadang terlalu lama,
sehingga perlu latihan yang banyak agar bisa ajeg. Menurut hasil pengamatan di kejuaraan
Nasional, pemanah dalam membidik rata-rata memerlukan waktu 4 detik. Penyetingan alat
pembidik (visir) perlu disesuaikan tidak hanya pada jarak, tetapi pada saat cuaca dingin,
panas, dan angin, agar memperoleh target sesuai yang diinginkan (Achmad Damiri, 1990: 26).